Dear : Bintang Pemberi Mimpi
Ku merasa tak cukup pantas untuk sekedar memberimu asa…
Sedangkupun tak sanggup berharap banyak. Terimakasih atas waktumu untuk sekedar mendengar mimpi-mimpiku…
Tempat luapan segala isi hatiku…
Ku
mencoba menyimpan mimpi ini sejak lama. Dan cukup hebat sampai kau tak
merasa. Buatku kau begitu sempurna. Seperti kejora di malam badai.
Ku
tak bermaksud menyanjungmu, karena begitulah kau adanya. Kau tersenyum
dalam diammu. Berharap akulah penyebab senyum itu. Tapi ku tau kau tak
cukup peka untuk menyadari keberadaanku.
Ku tak beharap banyak sampai kau hadir di setiap mimpiku. Dan kau seperti candu yang hadir dalam setiap do’aku.
Tetap
saja bukan hasrat memiliki yang hadir. Aku mencintaimu tak lebih rumit
dari cinta Rabb untukku. Aku tak pernah mencinta dengan rasa yang begitu
sederhana seperti denganmu. Kau hanya seperti mentari pagi yang hangat.
Begitu indah sampai ku takut untuk memiliki.
Aku hanya ingin menjadi bintang di malammu.
Menjadi awan di terikmu.
Menjadi payung di hujanmu.
Dan menjadi tanah di matimu.
Tak
ada maksud membuatmu gusar dengan cinta yang ku punya. Memang ku tak
sempurna. Tapi ku akan mencintaimu dengan caraku yang sempurna.
Maafkan ku jika rasa ini menyudutkanmu. Karena memang bukan ku yang memilihmu menjadi cintaku. Tapi Hati..asa..jiwa..
Ku mencintaimu dengan tulus..
Seperti hujan di padang tandus.
Seperti Nil di antara Mesir.
Seperti pelangi setelah badai.
Kau adalah jawaban segala doa ku pada Raja alam raya.
Kau hadir saat keletihan menyapaku, dan keputus asaan menggoyahkan naluriku.
Kau datang saat hatiku hampir mati karena luka yang begitu pedih dan perih.
Aku seperti cawan yang hancur menjadi keping, dan tak pernah tahu di mana serpihnya.
Denganmu kurangkai kembali cawanku.. dengan sebuah ketulusan dan cinta yang ikhlas ku janjikan kau menjadi imam dalam jemaatku.
Menjadi raja dalam istanaku.
Dan menjadi adam dalam surgaku..
Ku tak memintamu dengan sangat...
Ku tau cinta tak dapat di paksakan dan tak dapat di pisahkan,
Karena itulah yang membuat cinta menjadi suci..
Ku hanya ingin kau tau,
Jika esok atau nanti nafasku terhenti..
Satuhal yang menjadi anugrah terindah buatku…
Adalah mencintaimu dalam hidupku..
Januari 16 2010
Rabu, 24 September 2014
Renungan Hujan
ketika hujan..
terduduk sunyi di bawah jendela berkabut putih.
menatap jauh melewati batas logika.
mengagumi ribuan prajurit langit berlarian di tanah basah.
perlahan redup..pergi dan menghilang.
bersama senja,pelangi pun datang.
menelan hampa,yg tengah bertumpuk menjadi resah..
aku yakin,hujan kan segera pergi.bersama pelangi.
kutitipkan asa baru diantara jingga.untuknya..untukku..
Agustus 6 2010
terduduk sunyi di bawah jendela berkabut putih.
menatap jauh melewati batas logika.
mengagumi ribuan prajurit langit berlarian di tanah basah.
perlahan redup..pergi dan menghilang.
bersama senja,pelangi pun datang.
menelan hampa,yg tengah bertumpuk menjadi resah..
aku yakin,hujan kan segera pergi.bersama pelangi.
kutitipkan asa baru diantara jingga.untuknya..untukku..
Agustus 6 2010
Sebuah Makna Dari Semua Tanya
satu persatu..yg telah redup dan menghilang..
ku pandangi lembaran-lembaran kelam masa lalu..
dan kini tabir diri mulai terkuak.
selaras dng segala cerita diriku dan segala ke ”aku” an ku.
tak ingin percaya walau sulit..
karena akhirnya segala tanya mulai menemui jawabnya..
begitu pula tentang ia dan mereka.
yg ternyata adalah bagian dariku dimasa kini ...dan nanti..
Agustus 12 2010
ku pandangi lembaran-lembaran kelam masa lalu..
dan kini tabir diri mulai terkuak.
selaras dng segala cerita diriku dan segala ke ”aku” an ku.
tak ingin percaya walau sulit..
karena akhirnya segala tanya mulai menemui jawabnya..
begitu pula tentang ia dan mereka.
yg ternyata adalah bagian dariku dimasa kini ...dan nanti..
Agustus 12 2010
Jatuh Cinta Aku..
seuntai senyum..
ku temui tiapkali namamu terucap.
merona nurani terbius oleh hasrat.
wahai kau..
sosok yg slalu menghantui jiwa
dan memenuhi sgala rasa..
yg dengan santun mengisi segala hampa.
tunjukan padaku bagaimana caranya menjadi biasa.
meredam detak yg terus berpacu bersama detik.
menutup gema yg terasa menggelitik.
aku benci rasa ini..
tak hentinya membuang waktuku untuk mengingatmu..
dan mengingat betapa menyenangkannya rasa itu..
Agusrtus 23 2010
ku temui tiapkali namamu terucap.
merona nurani terbius oleh hasrat.
wahai kau..
sosok yg slalu menghantui jiwa
dan memenuhi sgala rasa..
yg dengan santun mengisi segala hampa.
tunjukan padaku bagaimana caranya menjadi biasa.
meredam detak yg terus berpacu bersama detik.
menutup gema yg terasa menggelitik.
aku benci rasa ini..
tak hentinya membuang waktuku untuk mengingatmu..
dan mengingat betapa menyenangkannya rasa itu..
Agusrtus 23 2010
Sebuah Harap
lagi....
menyatukan puing serupa serpih..
menapaki kelam serupa karam..
membiarkan luka seolah tak kurasa..
aku pernah terjatuh dan bangun lg..
terpuruk dan bangkit lagi..
terhina dan percaya lagi..
dan inilah aku...tak pernah habis asaku..
untuk tetap mencintamu hingga aku tak sanggup dan terjatuh..
dan terbangun lagi..
walau tanpa sayap kini,
walau hanya separuh hati kini..
aku berharap kau mau kembali..
sekali lagi..
Juni 9 2011
menyatukan puing serupa serpih..
menapaki kelam serupa karam..
membiarkan luka seolah tak kurasa..
aku pernah terjatuh dan bangun lg..
terpuruk dan bangkit lagi..
terhina dan percaya lagi..
dan inilah aku...tak pernah habis asaku..
untuk tetap mencintamu hingga aku tak sanggup dan terjatuh..
dan terbangun lagi..
walau tanpa sayap kini,
walau hanya separuh hati kini..
aku berharap kau mau kembali..
sekali lagi..
Juni 9 2011
Langganan:
Postingan (Atom)