Kuta kala itu..
Aku
membuka catatan kecil yg ku bawa dari jakarta.
Kupandangi senja yang semakin dekat dengan air.
Desir ombak menjilati kakiku perlahan,,
meninggalkan jejak di tepian kuta yang menjadi jingga karena senja.
Jakarta, 12 January 2015
Musim Baru..
Dan sebatas pagi ketika aku menyapa.
Yg kuharapkan tak banyak,
Hanya berharap kau baik2 saja di sana.
Meski aku tau seringkali hanya membuang
waktu.
Kau sudah berkata cukup.. Namun bagiku kau
adalah candu.
Jika aku berhenti. Seluruh semangatku akan
mati..
Aku
membaca kembali tulisan2 itu. Pada lembar2 diary ku yg mulai kusam. Semuanya
tentang ical. Laut selalu mengingatkanku padanya. Gunung selalu membuatku rindu
di sisinya.
Jakarta, 13 January 2015
Ucapan selamat pagiku tak terjawab.
Mungkin kau mulai bosan membacanya.
Ah hentikan berfikir negatif.
Bukankah dulu itu yg membuatku terpisah dengan seseorang
di sana ??
Pagi ini jakarta mengembun.
Hujan tak kunjung henti. Seperti biasa, macet
adalah makanan sehari-hari.
Sedang apa kau ??
Masih meringkuk malas di dalam selimut ??
Atau tengah berlari membunuh waktu??
Cal.. Aku rindu..
Air
mataku menggenang mengingat itu. kepingan harap yang tak kunjung menemui temu.
Sambil kembali menyusuri pantai aku kembali membuka lembar demi lembar diaryku.
Sepatah
kata mengingatkan aku padamu.
Bahkan
setiap kali aku mencoba untuk menggapai mimpi, semua itu untukmu. Karenamu.
Ah
sudahlah..
Seseorang
mengajarkanku untuk tidak berekspektasi terlalu tinggi.
Bukankah
semua para pendaki tahu?
Ada
begitu banyak hal yg hanya dapat kau pandangi, bukan untuk dimiliki..
Seperti
edelweish di dataran tinggi,
Seperti
sunset dan senja hari,
Seperti
mentari pagi, seperti kau juga kini..
Bali,,
menghitung wkt aku akan mnginjakan kaki disana.
Mungkin
jika aku jauh, Tuhan akan mengetuk pintu hatimu untuk rindu.
Mungkin
jika aku jauh, kau akan punya wkt untuk mengenangku.
Mungkin
jika aku jauh, kau akan tau rasanya berjuang seperti kau padanya..
Bukan
padaku..
Perjalanan
baru di mulai. Perjalananku dan perjalananmu.
Dan
ke khawatiran tentang masa depan.
Kau
dengan rutinitasmu, dan aku dengan rutinitasku.
Apa
yg salah pada mimpi ini ??
Aku
mencoba berlari lebih cepat dr biasanya.
Aku
sudah tertinggal jauh. Dan kini aku harus mengejar.
Bukan
untuk apa atau siapa.
Hanya
agar kita dapat berjalan sejajar.
Bukankah
dengan begitu aku akan lebih mudah terlihat ??
Tak
selalu di belakangmu dan menatap punggung..
Bandara Soekarno hatta, 26 January 2015
Aku akan meninggalkanmu hari ini..
Surprise.. Dua malam kemarin adalah kau yg aku
temui di gunung..
Menemaniku, mengantarku, tertawa, menghabiskan
wkt bersama..
Bukankah ini mimpi ??
Rasanya enggan beranjak..
Semangat caal..
Kita raih mimpi masing2,
Lalu kita akan bertemu kembali untuk
merangkainya... :)
Bali, 29 january 2015
Semakin sibuk dengan rutinitas, dan kau semakin menghilang..
Dan aku semakin terbiasa dng senja yg berjalan
lambat..
Mulai terbiasa dng malam yg berlari
cepat..
Mulai terbiasa dng rindu yg hebat..
Dan dari sekian banyaknya pengalaman baru.. Tak
pernah sempurna tanpamu..
Ah caal.. Rindu ini mulai meninggi.
Bali, 31 January 2015
Happy Birthday Caaal..
Ini hari istimewamu..
Sedih kenapa aku harus begitu jauh.
I love u caal..
Sukses dunia akhirat yaa..
Dewasa dan segera menemukan cinta yg terbaik..
Apa hadiahku
sudah sampai?
apa kau suka?
aku sudah
merancangnya dari jauh hari.
Bali, 6 February 2015
Apa kabar Caal.. ?
Masih dengan kau yg begitu tak perduli.
Complicated.
Ada beberapa yg menyukaiku disini.
Mereka serius, mereka mapan, mereka baik, tapi
entah kenapa aku hanya mau kamu..
Tp kamu gak pernah mau nyoba berjuang buat
aku.
Aku harus gimana cal ???
Apa emang aku harus lupain km ??
Ah caal.. Rindu ini mulai membusuk krn terus
tertumpuk tanpa kau hiraukan..
Tiba2
aku mengusap ngarai di sudut mata.. Lalu tersenyum mengingat seseorang..
Bali, 25 Maret 2015
Caaal, aku goyah..
Ada org lain yg membuatku tersenyum
disini..
Tapi aku ingin bertahan sebentar lagi..
Sebelum semua tentang kita menghilang..
Bali, 4 April 2015
Ya..
Jawabku padanya, setelah beberapa pekan ku gantungkan tanpa jawaban..
Bali, 4 April 2015
Ya..
Jawabku padanya, setelah beberapa pekan ku gantungkan tanpa jawaban..
Malam kemarin aku mengirim pesan padamu
cal..
Tapi kau tetap sama..
Kau malah menyuruhku mencari kebahagiaan
lain..
Padahal hingga saat itu aku masih berharap kau
mau menahanku untuk jangan pergi..
"Yang,
ayo pulang.."
Aku
tersentak dari lamunan. Saat seorang pria yg saat ini mulai tak asing
memanggilku dari kejauhan.
Aku
memasukan diary kusamku ke dalam tas. Bersama pursik kuning yang pernah kau
berikan..
Aku
berjanji akan terus menyimpannya..
Bersama
ombak terakhir yg menjilati kakiku saat ini.. Tak pernah kulupa ombak pertama
yg dulu pernah menjadi awal cerita ini berlangsung.. Anyer ketika itu.
Caaal..
Kau adalah mimpi, kau adalah sempurna, kau adalah bahagia yg hanya bisa ku
inginkan tanpa pernah ku dapatkan..
Demi
pria yang duduk menggigil di bawah sinar mentari kala itu.. Cerita ini pernah
ada, dan selalu ada..
Dan
janji untuk duduk bersamamu di bawah langit mandalawangi akan tetap ku jaga..
"Mau
kemana kita sekarang? Km laper?". Aku mengangguk lalu menggenggam
tangannya.. dia bukan kau, tapi akan ku coba untuk membuatnya bahagai
seperti yang pernah kau lakukan padaku walau sejenak, dulu.
Thanks
caal.. Untuk 8 bulan penantian ini.. Wish u all the best and still missing u..
Always :)))