Senin, 06 April 2015

Cerpen : Ombak Terakhir

Kuta kala itu..
Aku membuka catatan kecil yg ku bawa dari jakarta.

Kupandangi senja yang semakin dekat dengan air.
Desir ombak menjilati kakiku perlahan,,
meninggalkan jejak di tepian kuta yang menjadi jingga karena senja.


Jakarta, 12 January 2015

Musim Baru..

Dan sebatas pagi ketika aku menyapa. 

Yg kuharapkan tak banyak, 
Hanya berharap kau baik2 saja di sana. 
Meski aku tau seringkali hanya membuang waktu. 
Kau sudah berkata cukup.. Namun bagiku kau adalah candu. 
Jika aku berhenti. Seluruh semangatku akan mati..
Aku membaca kembali tulisan2 itu. Pada lembar2 diary ku yg mulai kusam. Semuanya tentang ical. Laut selalu mengingatkanku padanya. Gunung selalu membuatku rindu di sisinya.

Jakarta, 13 January 2015

Ucapan selamat pagiku tak terjawab.

Mungkin kau mulai bosan membacanya. 

Ah hentikan berfikir negatif. 
Bukankah dulu itu yg membuatku terpisah dengan seseorang di sana ?? 
Pagi ini jakarta mengembun. 
Hujan tak kunjung henti. Seperti biasa, macet adalah makanan sehari-hari. 
Sedang apa kau ?? 
Masih meringkuk malas di dalam selimut ?? 
Atau tengah berlari membunuh waktu?? 
Cal.. Aku rindu..

Air mataku menggenang mengingat itu. kepingan harap yang tak kunjung menemui temu. Sambil kembali menyusuri pantai aku kembali membuka lembar demi lembar diaryku.
Sepatah kata mengingatkan aku padamu.
Bahkan setiap kali aku mencoba untuk menggapai mimpi, semua itu untukmu. Karenamu.
Ah sudahlah..
Seseorang mengajarkanku untuk tidak berekspektasi terlalu tinggi.
Bukankah semua para pendaki tahu?
Ada begitu banyak hal yg hanya dapat kau pandangi, bukan untuk dimiliki..
Seperti edelweish di dataran tinggi,
Seperti sunset dan senja hari,
Seperti mentari pagi, seperti kau juga kini..
Bali,, menghitung wkt aku akan mnginjakan kaki disana.
Mungkin jika aku jauh, Tuhan akan mengetuk pintu hatimu untuk rindu.
Mungkin jika aku jauh, kau akan punya wkt untuk mengenangku.
Mungkin jika aku jauh, kau akan tau rasanya berjuang seperti kau padanya..
Bukan padaku..

Perjalanan baru di mulai. Perjalananku dan perjalananmu.
Dan ke khawatiran tentang masa depan.
Kau dengan rutinitasmu, dan aku dengan rutinitasku.
Apa yg salah pada mimpi ini ??
Aku mencoba berlari lebih cepat dr biasanya.
Aku sudah tertinggal jauh. Dan kini aku harus mengejar.
Bukan untuk apa atau siapa.
Hanya agar kita dapat berjalan sejajar.
Bukankah dengan begitu aku akan lebih mudah terlihat ??
Tak selalu di belakangmu dan menatap punggung..

Bandara Soekarno hatta, 26 January 2015


Aku akan meninggalkanmu hari ini..

Surprise.. Dua malam kemarin adalah kau yg aku temui di gunung.. 

Menemaniku, mengantarku, tertawa, menghabiskan wkt bersama.. 
Bukankah ini mimpi ?? 
Rasanya enggan beranjak.. 
Semangat caal.. 
Kita raih mimpi masing2, 
Lalu kita akan bertemu kembali untuk merangkainya... :)


Bali, 29 january 2015


Semakin sibuk dengan rutinitas, dan kau semakin menghilang..

Dan aku semakin terbiasa dng senja yg berjalan lambat.. 

Mulai terbiasa dng malam yg berlari cepat.. 
Mulai terbiasa dng rindu yg hebat.. 
Dan dari sekian banyaknya pengalaman baru.. Tak pernah sempurna tanpamu.. 
Ah caal.. Rindu ini mulai meninggi.


Bali, 31 January 2015


Happy Birthday Caaal..

Ini hari istimewamu.. 

Sedih kenapa aku harus begitu jauh. 
I love u caal.. 
Sukses dunia akhirat yaa.. 
Dewasa dan segera menemukan cinta yg terbaik..
Apa hadiahku sudah sampai?
apa kau suka?
aku sudah merancangnya dari jauh hari.


Bali, 6 February 2015


Apa kabar Caal.. ?

Masih dengan kau yg begitu tak perduli. 

Complicated. 
Ada beberapa yg menyukaiku disini. 
Mereka serius, mereka mapan, mereka baik, tapi entah kenapa aku hanya mau kamu.. 
Tp kamu gak pernah mau nyoba berjuang buat aku. 
Aku harus gimana cal ??? 
Apa emang aku harus lupain km ?? 
Ah caal.. Rindu ini mulai membusuk krn terus tertumpuk tanpa kau hiraukan..
Tiba2 aku mengusap ngarai di sudut mata.. Lalu tersenyum mengingat seseorang..

Bali, 25 Maret 2015


Caaal, aku goyah..

Ada org lain yg membuatku tersenyum disini.. 

Tapi aku ingin bertahan sebentar lagi.. 
Sebelum semua tentang kita menghilang..

Bali, 4 April 2015

Ya..
Jawabku padanya, setelah beberapa pekan ku gantungkan tanpa jawaban..
Malam kemarin aku mengirim pesan padamu cal.. 
Tapi kau tetap sama.. 
Kau malah menyuruhku mencari kebahagiaan lain.. 
Padahal hingga saat itu aku masih berharap kau mau menahanku untuk jangan pergi..
"Yang, ayo pulang.."
Aku tersentak dari lamunan. Saat seorang pria yg saat ini mulai tak asing memanggilku dari kejauhan.
Aku memasukan diary kusamku ke dalam tas. Bersama pursik kuning yang pernah kau berikan..
Aku berjanji akan terus menyimpannya..
Bersama ombak terakhir yg menjilati kakiku saat ini.. Tak pernah kulupa ombak pertama yg dulu pernah menjadi awal cerita ini berlangsung.. Anyer ketika itu.
Caaal.. Kau adalah mimpi, kau adalah sempurna, kau adalah bahagia yg hanya bisa ku inginkan tanpa pernah ku dapatkan..
Demi pria yang duduk menggigil di bawah sinar mentari kala itu.. Cerita ini pernah ada, dan selalu ada..
Dan janji untuk duduk bersamamu di bawah langit mandalawangi akan tetap ku jaga..
"Mau kemana kita sekarang? Km laper?". Aku mengangguk lalu menggenggam tangannya.. dia bukan kau, tapi akan ku coba untuk membuatnya bahagai seperti yang pernah kau lakukan padaku walau sejenak, dulu.
Thanks caal.. Untuk 8 bulan penantian ini.. Wish u all the best and still missing u.. Always :)))