Selasa, 13 September 2016

Renungan Malam

Pukul sekian jam sekian. Lewat tengah malam..

Aku memandangi ponsel. Bagian kecil dari banyak aplikasi chat masa kini. Namamu mulai tenggelam. Tertutup chat lain yg kebanyakan cuma group atau obrolan soal kerjaan.

Aku menatap "last seen" lekat. Berharap berubah menjadi "online" atau "typing". Kutunggu lama tak juga berubah. Ah bodohnya aku, pukul segini biasanya kau sudah terlelap dengan segala mimpi indah mu.

Semua sudah berakhir bukan. Aku yang meminta itu. Tak perduli betapa keras kau mengharapkan sebuah kesempatan. Lalu terfikir kenapa harus seperti itu. Teringat lagi semua yg terjadi antara kita. Ketika jutaan rindu melebur bersama kesal dan sesal. Seketika aku bersyukur ini berakhir. Bukan memang sudah seharusnya seperti itu ?

Ku ambil kotak besar di atas lemari. Aku membukanya perlahan. Ada suratmu disana. Beserta sebuah kalung dengan bandul hati. Setengah saja, setengahnya terbawa bersama kepergianmu. Dan sebuah minyak wangi, yang mungkin dengan sengaja kau tinggal. Yang apabila ku hirup, teringat semua kenangan ketika kau memelukku erat. Atau ketika kita berbicara tentang apa saja, tentang masa depan.. tentang seorang ranu dan jani.

Ah cukup. Aku mengusap basah di ujung mata selalu begitu jika mengingat betapa aku mencintaimu tapi harus tetap melepasmu. Ingat ketika di tepi pantai kita berbicara. Tentang bagaimana tiba-tiba kita menjadi jauh. Dan tanpa bisa kutahan ku jatuhkan air mataku. Sebesar itu aku menahan rasa. Dan salah besar jika kau tuduh aku memilikimu hanya untuk ambisi. Cara berfikirmu terlalu picik sayang. Salah satu yang membuatku takut.

Aku yakin, kau akan bahagia disana, terlepas aku akan butuh waktu lama untuk melupakanmu. Atau aku akan terus tetap merindukanmu sepanjang sisa umurku. Entahlah .. mungkin sampai ada yg mengenalkanku tentang cinta yang lebih besar dari rasaku denganmu..

Selama itu belum terjadi, pursik kuning dikiriku akan tetap pada tempatnya .. menggenggamku, sepanjang jalan. Menuntunku jalan pulang. Seandainya saja kau mau sedikit berfikir positif. Dan tidak melulu berfikir buruk tentang kita dan hidup ini .. seandainya saja kau lebih menghargai keberadaanku dari dulu .. seandainya cintamu setulus cintaku tanpa syarat ..

Seandainya ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar